Worrying Our Future

Designed by ROSEY CHEEKES / Tumblr

Coba kita klasifikasikan waktu yang kita punya jadi 3 deh, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu adalah semua yang udah kita lewati dan ga akan mungkin bisa berganti, terulang, maupun berubah. Masa kini adalah masa-masa yang sedang kita jalani, hasilnya bergantung pada apa keputusan kita, bisa berubah tergantung bagaimana pertimbangan kita. Masa depan? Aku rasa kita hanya bisa menyiapkannya, tidak ada yang bisa memastikan masa depan itu akan seperti apa. Mungkin kita bisa menerka-nerka hal yang mungkin terjadi berdasar kejadian sekarang, tapi kembali lagi.... Siapa yang bisa memastikan? Bukankah kita hanya bisa merencanakan dan berharap yang terjadi itu sesuai yang kita inginkan?

Kita pasti pernah ngerasain gimana masa lalu kita. Dan udah jelas kan, kalo masa lalu tiap-tiap orang itu beda-beda. Ga ada orang yang masa lalunya persis, mirip, plek. Even orang yang kembar pun pasti punya pengalaman hidup yang berbeda. Pengalaman ini bisa berupa hal-hal yang kocak, b aja, hingga menyimpan luka. Makanya, ada orang-orang yang semangat banget kalo lagi bahas masa lalu, ada juga yang merasa ga nyaman kalo lagi bahas masa lalu. Tiap orang pasti punya masa lalu yang ngga mau dibahas sih. Bisa aja itu malah membuka luka-luka lama. Tapi yang mau aku sampaikan adalah, kita semua hebat, kita udah bisa bertahan dari itu semua. Kita udah bisa berjalan sejauh ini, ga sadar kalo kita udah jadi makin kuat kan?

Masa kini, hmm... Masa masa kita yang lagi sibuk-sibuknya ngembangin diri, ada yang sibuk belajar buat nambah pengetahuan. Ada yang ikut banyak komunitas biar dapet kenalan dan temen deket. Ada juga yang harus mulai nyari penghasilan sendiri, bahkan jadi tulang punggung keluarga. Masing-masing manusia punya jalan hidupnya masing-masing. Terus timbul pertanyaan, "Siapa yang lebih hebat?" Well, seorang CEO muda belum tentu lebih hebat daripada tunawisma yang mati-matian mencari nafkah untuk adik-adiknya. Kita belum mendengar bagaimana perjalanan dia meraih jabatan CEO itu. KIta juga mungkin belom paham sama latar belakang, perjuanngan, dan beban yang dimiliki oleh tunawisma tersebut. Siapa yang lebih baik? Tidak ada yang bisa memastikan.... Tergantung sisi apa yang dibahas, kan gitu?

Masa depan..... Masa yang mau tidak mau akan datang menemui kita. Masa yang mungkin dinanti-nantikan orang, namun ada juga yang tidak ingin masa ini hadir. Yang jelas kita pahami adalah, tidak ada yang bisa memastikan bahwa masa depan tiap-tiap manusia itu seperti apa. Masa muda yang cerah meningkatkan probabilitas kesuksesan di masa depan. Tapi kan itu probabilitas, bukan mentang-mentang kalo hebat sangar di masa muda, ntar pas dah tua pasti sukses. Banyak loh, orang-orang yang sekarang sukses, ternyata dulunya sering jadi bahan rundungan, dianggap tidak berhak untuk bermimpi jadi orang hebat, dll. Kita cuma bisa meningkatkan kemungkinan kita berhasil di masa depan, dengan cara memanfaatkan masa kini dengan sebaik-baiknya. Kalau pake istilah dunia percaturan, kita sebut sebagai 'play your best move in every turn'.

Kadang kita suka minder gitu, di umur segini orang-orang, temen, atau kenalan udah pada keren-keren. Banyak achievement yang udah mereka raih, menang lomba sana sini, sering jadi narasumber di kegiatan ini itu, ikut banyak organisasi dan posisinya menjanjikan, sering riset bareng dosen, religius, dan masih banyak lagi. Apa daya kita yang masi sangat amat kentank sekali ini, huehuehue. Seakan-akan kita udah kayak remahan malkist yang tersebar di Gurun Kalahari di Afrika tertiup angin di siang bolong. Hadeh gaada apa-apanya! Tapi, emang kalo hidup kita di masa itu enak, di masa depan hidup kita bakal enak juga? Jawabannya, mungkin. Selalu ada faktor X yang menjadi penentu masa depan kita. Yang mana itu bukan merupakan campur tangan manusia.

Poin yang mau aku sampaikan adalah, jangan takut sama masa depan. Aku pribadi percaya kalau masa depan tiap-tiap orang itu pasti indah. Cuma ya aku ga berani mastiin kapan waktu itu akan datang. Yang jelas, jangan risaukan masa depan. Gausah takut kalo kamu sekarang masih cupu. Tiap-tiap orang ada prosesnya masing-masing. Ya kali aku bandingin diriku sama Mark Zuckerberg di masa perkuliahannya, ya jelas beda. Pesenku buat temen temen semua, pertimbangin baik-baik pilihan kita saat ini, tentang jalan apa yang kita pilih di masa kini, pikirin keputusan apa aja yang berdampak positif buat kita. Intinya, lakukan hal yang terbaik di usia kita sekarang ini. Mengenali diri kita sendiri bisa membantu memutuskan pilihan apa yang akan kita ambil. Masa depanmu adalah milikmu, bukan orang lain yang mengaturnya.


Saat kecil, aku berharap segera beranjak dewasa
Lakukan apapun yang aku mau
Menjalani hal-hal yang aku cintai
Menyenangkan pikirku, punya hidup yang aku atur semauku

Namun, kenyataan sangat tidak sesuai dengan harapan
Imajinasi yang selama ini aku bayangkan, hilang sudah
Aku tertampar kenyataan
Bahwa beranjak dewasa itu sangat sukar

Temanku telah membuat banyak pencapaian
Aku merasa tertinggal jauh saat yang lain sudah jauh di depan
Mereka berlari, sedangkan aku hanya diam di sini
Diam dan bertanya pada diri, "Apakah masa depan benar-benar ada?"

Jujur, aku takut menyongsong masa depan
Kalau ternyata kehidupanku tidak seindah yang aku bayangkan
Kalau-kalau aku tidak mampu menjalani masa sekarang
Apakah aku menjalani pilihan yang tepat, atau di jalan yang salah??

Kata orang, aku harus menentukan pilihan hidupku
Namun mereka hanya bisa berkata, tanpa menolong
"Kamu sudah dewasa, pasti bisa menentukan langkah yang tepat"
Apa benar aku mampu untuk menentukannya?

Semakin lama, aku menjadi takut untuk melangkah
Tapi tetap, aku harus berjalan maju
Menghadapi semua yang sedang terjadi
Akankah masa depan lebih baik dari masa lalu? Atau sebaliknya?

Aku harap langkah-langkah kecil yang aku jalani
Bersama dengan isak tangis yang menemani
Membawaku ke tempat terbaik
Milikku

Comments

Most Popular Posts

Epilogue

Introduction

Listen and Understand, not Merely Respond