Thoughts of Disappearing

Photo by Secret Los Angeles | pinterest

Kita, manusia, diciptakan dalam bentuk serta substansi yang paling sempurna dibanding makhluk lain. Mulai dari raga, dari pangkal rambut hingga ujung kaki. Juga jiwa dan perasaan yang bersumber dari hati kita. Kesempurnaan inilah yang mendukung kita untuk berkembang lagi lagi dan lagi. Kita bisa melakukan apapun, asal ada kemauan dan usaha di sana. Baik atau buruk adalah pilihan, manusia memiliki preferensinya masing-masing.  Hal yang serupa untuk berjuang dan berhenti, itu juga urusan pribadi tiap-tiap manusia. Tapi seringkali karena kebebasan inilah, manusia kerap mengasumsikan banyak hal, entah suportif atau destruktif. Ada beberapa hal yang bisa membuat kita bisa bangkit kembali loh!


Kita dikaruniai pikiran yang luas dan jernih, pun masih bisa kita upgrade kalo kita mau. Pikiran ini salah satu kunci untuk menenangkan diri, memacu diri, dan lainnya. Dalam kondisi normal, kita bisa milih kan, apa yang kita pengen pikirin, apa yang ngga pengen kita pikirin. Pikiran ini unik, kita bisa mengarahkan pikiran kita sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita bisa memikirkan hal hal yang indah, hal-hal buruk, hingga berangan-angan tentang masa depan. Pun kadang-kadang kalo kita abis interaksi sama seseorang, terus dapet feedback yang ga terlalu kita suka gitu, pasti kepikiran. "Apa salahku tadi?". Atau mungkin ketika orang lain reaksinya berubah terhadap kita, kita jadi mikir "Kok dia jadi gitu sama aku ya?".


Diciptakan perasaan pada tiap-tiap manusia pun juga merupakan anugerah. Kita bisa mengerti, memahami, kondisi orang lain. Kita bisa mengapresiasi, memuji, mengritik di kala yang tepat. Tentunya tidak semua orang memiliki tingkat kepekaan, entah karena ngga paham kondisi atau mikrin diri sendirinya pake banget.  Atau ternyata kita justru yang terlalu sensitif? Menebak-nebak isi hati orang. Serasa orang lain bertindak jahat pada kita, padahal orang tersebut ingin menjadi baik dan menghargai kita dengan sebaik mungkin. Standar 'sensitif' orang kan beda-beda, mungkin itu sapaan terbaiknya untuk memberi semangat pada kita? Who knows....


Oh iya, ada lagi.... Kita punya yang namanya teman! Orang yang mengenal kita, baik dalam jangka waktu yang pendek/lama, pernah berinteraksi dengan kita. Senang sekali kalau punya teman yang baik dan suka membantu kan? Seneng banget kalo punya temen yang bisa dijadiin tempat cerita, juga kita bisa dengerin cerita mereka. Jadi orang yang dipercaya buat cerita. Entah cuma nyari seseorang yang mau dengerin kita, ngasih solusi, ngasih kritik, dan tentunya bercanda bareng. Suatu saat, kita pasti bakal nemuin tipe temen yang kayak gini. Tapi di balik itu semua, bukan cuma kita yang pengen diperhatiin. Mereka juga pengen diperhatiin. Yah karena rasa-rasanya pertemanan adalah sebuah ikatan kan? Haha


Impian adalah sebuah hal yang pasti dimiliki oleh orang-orang kan? Ngga ada impian yang rendah karena semua impian itu perlu usaha untuk diraih. Dan kita ngga bisa ngenilai seseorang itu bisa mencapai impiannya atau engga. Mungkin dia sedang struggle dengan keluarganya, pendidikannya, ekonominya, atau mungkin dirinya sendiri. Dengan impian ini kita bisa bertahan dari ketidakjelasan dunia, yang sangat dinamis perubahannya sekarang-sekarang ini. Memperjuangkan apa yang kita inginkan, berusaha untuk menggapainya. Tapi ketika udah berusaha keras tapi rasanya impian itu masih jauh, "Ah kesel banget, aku ngga guna!" Padahal perjuanganmu sejauh ini udah bener-bener lebih dari kata luar biasa. Impianmu mungkin diremehkan orang lain? Gausa dipikirin, impianmu hadir buat kamu, bukan buat orang lain.


Selain hal-hal di atas, tempat yang membuat kita merasa tenang juga merupakan hal penting. Tempat di mana kita bisa merasakan istirahat, tempat di mana kita bisa merasa aman dari kerasnya dunia luar. Bukannya meremehkan ataupun menyepelekan, tapi dengan kita memiliki tempat ini aja, hati kita udah merasa kalem. "Aku tahu ke mana aku harus kembali kalo aku lagi bener-bener cape". Tempat yang bener-bener nge-charge semangat kita. Secara ngga langsung bilang ke kita, "Ayo semangat, akan ada waktunya kamu menikmati hasil jerih payahmu!". Rasanya nenangin banget. Karena di balik perjuangan mati-matian kita, tetep harus ada yang namanya istirahat, ada yang namanya me time. Step penting yang kadang terlupakan, akibatnya mental kita seringkali kelelahan. Huhuhu.


Dan rasa-rasanya, hal-hal yang udah disebutin tuh by default kita udah punya deh. Selalu ada yang menguatkan kita, selalu ada yang bisa membuat kita untuk bertahan. Iya kita harus memperjuangkan impian kita dengan tangan kita sendiri. Tapi jangan berpikir kalau dalam perjalanannya, cuma kita yang bakal berproses, jalur satu-satunya untuk meraih mimpi cuma lewat tangan kita sendiri. Engga kok, engga kayak gitu. Ngga semua hal terpusat di kita, kita bisa bahu-membahu untuk saling menguatkan. Mungkin kita akan merasa lelah dengan tipe-tipe orang tertentu. Tapi itu bukan berarti semua orang seperti itu. Pasti, pasti ada orang yang bisa mengapresiasi dan mendengarkan kita secara tulus. Istirahatlah, berproseslah, tapi jangan menghilang!


Manusia selalu bergantung dengan sesama
Hidup berosialisasi satu sama lain
Mengharuskan kita untuk menjalin ikatan
Bersama manusia-manusia lain 

Pendekatan yang dilakukan
Perkenalan sebagai awal mula
Membawa kita kepada hubungan baru
Melukiskan sebuah kisah baru dalam hidup 

Seiring berjalannya waktu
Akhirnya jiwa ini berani membuka diri
Dan akhirnya menyadari
Ada hal yang selalu mengecewakan di tiap hubungan 

Memahami bahwa kadang hal-hal yang terjadi
Mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan
Hubungan yang selama ini dijalani
Ternyata tidak berjalan mulus sesuai dengan ekspetasi 

Ekspetasi yang melambung tinggi
Harus jatuh terbentur sampai ke tanah
Menghempaskan banyak hal
Dan menyisakan kekecewaan yang mendalam 

Manusia ternyata gudangnya masalah
Tempat berkumpulnya semua kekecewaan
Ternyata, hubungan antar manusia itu rumit
Makin digali, makin tidak ku temukan jawabnya 

Rasanya, aku ingin menghilang
Memutus segala hubungan antar manusia
Lelah dengan semua sandiwara
Yang katanya saling peduli 

Ternyata hubungan yang selama ini dibangun
Harus kandas karena keegoisan
Merasa diri yang paling superior
Merasa diri yang harus paling dimengerti 

Sulitkah untuk saling mengerti?
Sulitkah untuk saling memahami perasaan masing-masing?
Sulitkah untuk mau terbuka?
Apakah sangat sulit untuk menjalin hubungan baik? 

Ku pikir, undur diri adalah jalan terbaik
Tanpa menyakiti diri sendiri
Dengan ekspetasi yang dibangun tinggi
Yang akhirnya runtuh karena rasa kecewa 

Akhirnya ku pahami, menaruh harapan kepada manusia
Hanyalah menimbulkan suatu rasa kecewa
Dan akhirnya aku pun menyadari
Lebih baik jangan pernah berharap apapun 

Berfokus saja kepada diri sendiri
Menjadikan diri lebih baik
Agar mampu menjalin hubungan baik
Tanpa dirangkul oleh ekspetasi

Comments

Most Popular Posts

Epilogue

Introduction

Listen and Understand, not Merely Respond