I am Just An Ordinary Person

Picture by caveman | WallpaperCave

Kita terlahir sebagai bayi, yang belom paham tentang keribetan hidup di dunia. Ngga ngerti sama apa itu privilege. Pure cuma bisa nangis dan tekuk-tekuk badan dikit-dikit. Kalo diliat secara objektif, semua manusia yang lahir itu sama, ngga terlalu beda jauh. Semua bayi normal sama-sama memiliki bentuk fisik yang mungi. belom bisa ngomong sama mikir. Bayi cuma bisa nurut aja, ngga bisa protes ataupun demo. Atau dengan kata lain, semua manusia ketika hadir di bumi, memiliki level dan karakteristik yang tidak terlalu beda jauh, di manapun manusia itu berada. Dan sebagaimana manusia berawal, manusia di akhir hayatnya juga akan sama, sama-sama melepaskan jiwanya dari raga yang ada.


Waktu berjalan,  dan bayi itu berkembang sesuai dengan apa yang dibawa dan diinginkan oleh orang tua mereka. Bayi itu mulai tumbuh pada suasana dan daerah yang beda-beda. Modal dan fasilitas yang didapatkan pun berbeda-beda. Ini bukan salah bayinya, juga bukan salah orang tuanya. Ya karena semua ini adalah pemberian, bukan kesalahan. Akhirnya, kita berkembang sesuai kondisi dan keinginan orang tua kita. Makin dewasa, akal pikiran kita mulai bisa berjaan. Perlahan kita mulai merasakan perbedaan perkembangan di antara bayi-bayi yang lahir tadi. Sekarang keliatan banget kan perbedaan karakteristik dan sifat-sifat yang kita punya kalo dibandingin sama punya orang lain?


Banyak banget orang-orang yang keren sekarang ini. Ditambah kehadiran sosial media, influencer bertebaran. Ngga kerasa juga temen-temen kita udah progresif banget. Ada yang udah mulai ngerintis bisnis sendiri, ada yang followers-nya udah bukan angka lagi, ada yang jadi orang penting di berbagai organisasi. Wah pokoknya keren-keren banget deh! Kayak mereka tuh kok jago banget ya....  Kata per kata yang terlontar dari mereka bak sebuah quotes yang estetik dan suportif. Banyak banget pengalaman mereka yang sering kali dishare dan relate banget ke kita.  Wah, kita mah apa atuh.... Ikut event aja cuma ikut-ikutan temen, organisasi juga biasa-biasa aja.  Kayak beda level gitu, huhuhu....


Sebuah mindset yang perlu dikoreksi. Semua manusia itu kurang lebih sama. Sama-sama makan nasi, napas, naik ojol, pesen gopud, seneng kalo dapet gipewey, bucin, dll. Oke, mungkin pergaulannya akan sedikit beda kalo rafathar, aurel, atta, atau coki pardede. Tapi ini tentang orang yang kita kenal, orang keren yang pernah berinteraksi dengan kita dalam sebuah forum. Dan rasa-rasanya, orang keren dan baik pasti punya karakteristik yang hangat kan? Ketika kita yang kentang ini, membuka obrolan kepada orang-orang uwu ini, kalo emang kita jujur, sopan dan antusias, pasti orang uwu ini mau banget sharing sama kita. Mungkin lebih dari itu, ngga ada yang tau masa depan kan?


Mereka tuh sama kayak kita. Se-uwu-uwunya orang, pasti mereka punya kekocakan masing-masing. Inilah yang membuat manusia itu menyenangkan. Sekeren-kerennya orang, pasti mereka punya sisi humorisnya masing-masing. Kita dan mereka sama-sama pernah melakukan kesalahan dan kebenaran. Mereka sangat lihai di bidang mereka, tapi kita juga mengenal bidang yang kita suka. Bukan tentang mereka yang seakan-akan sangat tinggi dan ngga bisa kita notice, ngga bisa kita ajak interaksi. Kita berhak dan sangat dianjurkan untuk membangun obrolan dan interaksi ke mereka. Sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian mereka, dan media upgrading kita untuk menjadi lebih baik.


Ini kesempatan kita untuk membuat mereka menjadi konsultan-dadakan-kilat kita pada saat itu. Mereka dengan senang hati berbagi pengalaman dan perspektif mereka kepada kita kan? Jangan sia-siain waktu mereka yang udah dikurangi buat turun langsung dan hadir nemenin kita buat sharing-sharing. Bukan waktunya kita untuk malu dan insecure bandingin diri kita ama mereka. Kesempatan ngga dateng 2 kali, yakin deh orang-orang keren ini seneng banget kalo bisa ngasih pandangan mereka buat ngebantu jaannya hidup kita biar tambah lancar walau engga langsung.  Los dol wae lur. Ngga usah takut freak, ngga usah takut awkward, ngga usah minder. Lakuin aja dulu, urusan ternyata hal yang kita tanyain itu bagus apa konyol mah urusan belakang, ngga usah nebak-nebak pertanyaan kita bakal dikagumi atau direndahkan. Jangan takut untuk melakukan revolusi, karena dengan revolusi, akan hadir jiwa dan semangat baru yang lebih keras, jelas, dan terarah!


Setiap manusia pasti memiliki perbedaan

Manusia memiliki keunikannya sendiri

Yang tak akan mungkin dimiliki oleh insan lain

Itulah yang menjadikan kita spesial


Hari demi hari

Manusia berjuang untuk menjadi yang terbaik

Berproses dengan caranya masing-masing

Berlari tanpa kenal lelah


Sampai menggapai tujuan

Mengejar cita-cita

Menenun mimpi

Dan akhirnya, semuanya mampu diraih


Saat ingin mencoba mendekat

Rasanya, manusia lain terlalu hebat

Sedangkan diri ini terlalu biasa

Bahkan lebih tidak ada apa-apanya


Akhirnya berujung takut untuk memulai

Ingin sekali bertukar kata

Namun, ragu yang ku rasa

Takut untuk menjadi manusia yang aneh bagi mereka


Padahal, tidak ada salahnya untuk mendekat

Tidak ada salahnya untuk menyapa

Orang-orang hebat itu juga tetaplah manusia

Sama seperti kita


Tanpa berpikir membandingkan

Kamu dan aku

Manusia yang katanya hebat

Dan yang katanya biasa


Sama-sama bisa bersatu

Sama-sama bisa menjalin sebuah persahabatan

Sama-sama bisa menulis cerita

Jadi, untuk apa takut memulai?



Comments

Most Popular Posts

Epilogue

Introduction

Listen and Understand, not Merely Respond