Coping Complicated Mind

Picture by x / Pinterest



Di tengah situasi sekarang yang serba ngga menentu ini, ditambah dengan rentetan permasalahan yang tidak ada habisnya, pasti membuat pikiran kita penuh. Entah karena bosan di rumah mulu, ngga ketemu temen, ngeliat Twitter isinya orang marah-marah. Bahkan sampai liat Instagram kok hidup orang bahagia banget ya, sedangkan kita di sini mumet abis. Duh pokoknya semua hal-hal eksternal itu memenuhi seluruh ruang pikiran. Apalagi masalah dari dalam diri sendiri, yang setiap hari selalu aja ada lagi dan lagi. Capek ngga sih harus punya beban sebanyak ini?

Tadinya mau scroll Twitter bentar buat seneng-seneng dikit lah, ngilangin stress bentar. Eh, isi timeline malah berita tentang bencana alam, pemerintahan yang semrawut, sampai anon seram merasa paling ok yang hobil meng-cancel orang lain, dengan jargon andalan "please educate yourself". Beralih ke Instagram eh isinya orang liburan, hangout sama temen, pokoknya bahagia banget hidupnya. Ngga punya beban hidup. Padahal mah itu karena kita ngga dimasukin ke close friends aja, ehe. Niat awal buka sosmed untuk nenangin pikiran, eh malah nambah beban pikiran berlipat ganda.


Sering ngga sih kayak gitu? Mencari pelampiasan untuk melepas segala beban pikiran dan stress, ya supaya pikiran kita ngga penuh. Mumet banget sialnya, udah hampir sampai batas kemampuan kita. Tapi sayangnya, kita belum menemukan  coping mechanism terbaik untuk diri sendiri. Jadinya yaudah gitu, numpuk semua beban pikiran di kepala kita. Kalau terus dipendem, rasa-rasanya mau meledak. Mau dikeluarkan tapi masih bingung caranya gimana. Yaudah akhirnya itu pikiran-pikiran yang membuat mumet cuma stay aja di pikiran dan akhirnya semakin menumpuk, yang akhirnya jadi gunung es deh.


Nih, peopleofboba mau kasih saran nih untuk bisa membuang beban pikiran kalian dengan hal positif! Caranya adalah dengan.... Yak betul, menulis! Eits, tapi maksudnya itu curhat ya, bukan marah-marah via tulisan lalu disebar ke medsos. Hmm takutnya ada chain reaction, atau yang ada malah jadi gosip dan hiburan baru bagi manusia lain. Maksudnya, yuk kita menuangkan beban pikiran kita lewat tulisan yang baik, bisa membuat orang lain yang membaca itu relate dengan keadaan kita. Dibanding meluangkan dengan marah-marah, kan itu cuma membawa emosi negatif sekaligus memperkeruh suasana. Dan bisa jadi malah nambah masalah baru, hadeh.


Atau nih ya, kalau kamu belum berani tulisanmu dibaca orang lain, bisa banget kok disimpen buat diri sendiri. Ngga perlu dengan bahasa baku dan kosa kata yang indah, cukup tuangin saja apa yang ada di kepala. Tulis semua hal yang memenuhi ruang kepalamu, jadikan tulisanmu sebagai media pelampiasan dari segala keruwetan pikiranmu. Kamu bisa tulis di notes handphone atau mau bikin di jurnal juga sabi. Percaya deh, menulis itu membuat kamu lega karena berhasil untuk melampiskan segala hal yang sudah menumpuk di kepala kamu.


Daripada menggunakan pelampiasan yang negatif dan merugikan diri sendiri serta orang lain, mending nulis aja kan? Hehehe. Toh menulis itu banyak manfaatnya lho, dan bisa jadi, ternyata kamu mempunyai potensi untuk menulis! Keren banget kan? Yuk, mari coba menulis untuk menghilangkan segala beban pikiran yang ada. Ya walaupun ga akan menyelesaikan masalah, tapi menulis itu bisa banget membantu untuk meringankan segala pikiran yang sudah penuh itu. Walau susah di awal, yuk kita coba dulu, lama-lama pasto terbiasa deh. Pokoknya, ngga ada salahnya buat mencoba, siapa tau keterusan kan? Hehehe. Terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk!


Selalu ada yang mengganggu pikiran
Risau karena belenggu yang hadir
Kompleks, runyam dan tak berakhir
Berputar-putar dan tak mau keluar

Membuat pekerjaan terambat
Akal tertambat pada problema abstrak
Apakah layak untuk diteruskan?
Kekacauan dan keruwetan ini

Membuat raga membeku
Terdiam tanpa ingat bahwa
Detik dan menit terus berjalan
Sedang nihil pekerjaan dilakukan

Harus ada yang diubah
Pasti ada yang dikorbankan
Musti ada yang dipaksa
Demi membawa perubahan hidup

Kuncinya adalah menuangkan yang kusut
Mengurangi jaring jaring yang runyam
Mengeluarkannya dan mengubahnya
Menjadi bentuk yang lebih rigid

Kertas! Layar! Aku butuh itu
Kata-kata adalah kuncinya!
Terjemahkan semua yang ada di kepala!
Ubah dalam bentuk alunan kata!

Aku hanya harus mengubahnya kan?
Dari sinyal-sinyal di otak
Menjadi kata yang dapat dipahami
Oleh banyak kepala-kepala lain

Walaupun mungkin masih amat prematur
Namun inilah langkah pertamaku
Untuk memecah kesunyian dari langkah
Membuat hari-hari semakin hidup

Kini aku bisa bergerak
Bebanku semua terpindahkan
Di atas kertas, ataupun di atas layar
Aku bisa memandangnya dengan jelas

Sekarang saatnya percayakan semua
Pada diri sendiri untuk berusaha kembali
Menyelesaikan tugas-tugas yang harus segera
Diselesaikan untuk diri sendiri

Satu per satu
Tenanglah
Pace orang berbeda
Berlarilah!
Terbanglah!

Comments

Most Popular Posts

Epilogue

Introduction

Listen and Understand, not Merely Respond