What Should I Do?

picture by dribbble | Pinterest


Alkisah di sebuah dunia bernama dunia maya, ada sebuah platform untuk saling berkomunikasi, namanya sosial media atau yang sering disingkat sosmed. Sosmed ini asik banget yah, bisa komunikasi secara langsung sama temen yang jauh di sana, memandang langit yang sama, jauh di mata dekat di hati, tanpa harus nunggu berbulan-bulan untuk mendapat balasan. Gak kayak zaman dulu harus nunggu pak pos anter surat balasan dari orang tercinta. Sosmed juga bisa kasih kita berita-berita terkini yang pastinya up to date banget, jadi gak akan ada tuh ketinggalan berita, berita apa aja ada tergantung kita mau cari apa. Mau berita politik kek, sosial, ekonomi, pokoknya macem-macem deh. Selain itu, kita juga bisa dapet banyak informasi berguna lho dari sosmed, mulai dari mental health, cafe hits terbaru, present Lightroom, bahkan sampe resep masakan untuk masak bekal suami (tolong jangan julid ya). Intinya sosmed itu bisa banget kasih banyak hal positif dalam hidup kita, tergantung pinter-pinternya kita aja memilah dan memilih akun atau portal berita apa yang ingin diikuti.

Eh selain itu, sosmed juga bisa lho jadi tempat buat ketemu orang baru, apalagi dengan fitur reply Twitter yang gampang banget jbjb (ikut nimbrung), begitu juga kolom komentar Facebook dan Instagram. Pertemanan kita yang tadinya hanya sebatas circle kecil yang itu-itu aja, ya mentok-mentok paling temen sekolah, temen kampus, temen komplek, tempet organisasi dan temen sekitar kita. Eh sekarang bisa temenan sama orang yang di luar pulang dan notabene ga pernag ketemu. Wih keren banget gak sih the power of sosmed ini? Fyi aja sih, peopleofboba tercipat dari dua teman online yang ketemu lewat grup line eh ... ternyata bisa berteman hampir 4 tahunan lho! Kalau kalian, pernah ketemu temen online lewat sosmed gak? Hehehe.


Oh iya, karena sosmed menawarkan komunikasi dua arah secara real time, pasti gak jarang kita bakal suka melihat banyak obrolan yang terjadi secara tiba-tiba, dan seringnya ya sesama strangers. Kadang nimbrung karena lelucon, tanya tips, bahkan sampe tanya ada yang jual akun Netfliz dan Spotify bulanan gak? Atau kalian lebih sering liat manusia-manusia debat mengenai sesuatu topik yang lagi hits banget? Kayak misalnya mengenai COVID? Atau perpolitikan Indonesia yang gak ada habis-habisnya? Kalian kalau menyaksikan itu, lebih suka nimbrung atau cuma jadi tim #nyimakaja? Kalau gue sih, lebih milih jadi tim #nyimakaja, soalnya udah pusing sama dunia nyata, eh masa di sosmed tetep ribut, pusing bos. Hehehe.


Perkara debat di sosmed emang gak bisa dihinsari banget, namanya manusia pasti punya beragam pola pikir dan juga persepsi. Sangat amat tidak mungkin kalau semua manusia akan memiliki pemikiran yang sama. Tapi kadang, debat ini bukan hanya sekadar perbedaan sudut pandang, namun juga perbedaan dalam mencerna fakta yang ada. Apalagi di jaman serba hoaks bertebaran dimana-mana, sangat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam memperoleh informasi. Nah ini yang mesti diluruskan. Sayangnya, banyak orang yang kurang sabar dalam menghadapi perbedaan pandangan ataupun kekeliruan dalam memperoleh informasi. Kayak gimana sih contohnya? Coba deh, pernah liat gak orang debat di sosmed manapun yang isinya bgegas semua? Pasti pernah deh.


Dalam perdebatan yang terjadi, seringkali seseorang berusaha membetulkan pemikiran yang keliru, dan menurut gue itu sangat amat baik. Karena kalau gak ada orang baik yang berusaha untuk menjelaskan bahwa pemikiran atau pandangannya keliru, orang tersebut akan terus-menerua meyakini pandangan tersebut. Nah yang jadi masalahnya, apakah menggunakan cara yang baik, ngegas, menggurui atau malah merasa superior? Perbedaan ini jelas sekali lho apabila kita mau mencoba untuk memberitahu orang yang memiliki pandangan keliru. Kadang, tanpa sadar, kita malah terkesan menggurui dan menganggap rendah orang tersebut. Merasa diri superior karena kita lebih tau dari orang tersebut, malah kadang suka keceplosan ngetik kata-kata yang ga semestinya dikelurkan. Duh, kan jadi bikin situasi gak kondusif dan malah kesannya ngajak berantem. Ckckck.


Padahal ya, bisa kok kita beritahu baik-baik dan gak perlu ngeluarin kata-kata kasar biar orang mau mendengarkan kita. Pandangan yang keliru memang harus diluruskan, tapi gak perlu sampai malah memancing masalah baru kan? Kalo kita ngegas, yang ada malah orang tersebut gamau menerima, malah makin runyam juga masalahnya. Gak perlu harus jadi superior dan merendahkan orang lain kok supaya mereka mau dan mendengarkan kita. Justru di sini perlu banget kerendahan hati, sabar dan sikap amu berbagi dalam membagikan ilmu. Kadang mungkin kita menggunakan emosi supaya orang lain tunduk dan mendengarkan kita, padahal gak perlu pake emosi kok. Tugas kita sebisa mungkin memberitahu secara baik-baik dan sopan, apalagi kalau orang tersebut lebih tua dari kita. Nah, perihal mereka mau mendengarkan atau cuma anggap angin lalu, itu sih pilihan mereka. Terpenting, kita sudah melakukan tugas kita secara maksimal.


Yuk belajar untuk bisa mengontrol emosi dan sabar dalam bersosmed. Semangat untuk menjalankan tugas kita untuk saling memberitahu dan mengingatkan sesama apabila ada pandangan yang keliru. Inget, gak usah ngegas apalagi sampai mengerluarkan kata-kata yang sia-sia. Selamat berproses menjadi orang baik dan semangat untuj melakukan kebaikan! Cheers.


Perspektif hadir untuk mewarnai
Tapi pemahaman tidak selalu datang
Sulit menemukan titik tengah
Yang terlihat selalu dan selalu perselisihan

Terkadang ada yang memahami
Kunci dari pertentangan yang ada
Tetapi beberapa memilih diam
Duduk tidak mau terlibat

Sangat disayangkan
Yang terlibat malah yang nihil pengetahuannya
Muncul dengan keberanian
Tapi luput akan nilai fundamental

Berjuta argumen terbit setiap detik
Beribu di antaranya merupakan keisengan
Tanpa mempertimbangkan matang-matang
Menepisnya dengan, "Hanya bercanda"

Mungkin dia tahu dia salah
Ya, mungkin. Tidak ada yang tahu
Tapi tidak dengan orang lain
Tidak ada yang tahu isi hatinya, kan?

Beberapa memaki
Beberapa menyindir
Dengan terang-terangan membenci
Hanya sedikit yang mau menasihati

Segelintir saja yang benar-benar tulus
Banyak yang rela merangkai celaan
Hanya secuil yang berusaha bijak
Memberi tahu dengan sabar dan ramah

Dewasalah, terhadap orang lain
Tidak semua berpikiran sepertimu
Tidak semua berpikiran sepertinya
Butuh pemahaman perlahan

Dewasalah, terhadap dirimu sendiri
Tidak semua orang punya mimpi sepertimu
Tidak semua orang punya latar belakang sepertimu
Kita semua memang sangat berbeda
Tapi bisa saling berbicara bukan?

Comments

Most Popular Posts

Epilogue

Introduction

Listen and Understand, not Merely Respond