The Beauty of Imperfection

Picture by: Ayesha Rana / Blush



Kesempurnaan? Atau nir-kesalahan? Something flawless. Kayaknya ngga ada deh manusia di dunia ini yang pengen punya kekurangan. Semua berlomba-lomba buat menutupi kesalahannya, menghilangkan kekurangan dalam diri sendiri. Entah dengan cara yang penuh perjuangan, pengorbanan, atau instan. Kita tentunya ingin dilihat orang lain sebagai pribadi yang baik, dilihat HR sebagai calon dengan track record yang ngga nyeleneh. Kita mungkin akan merasa kurang percaya diri kalau ada bagian dari fisik kita yang tidak seperti orang kebanyakan, entah jerawat, minyak, atau mungkin warna kulit, bisa juga bentuk fisik, sebagian dari kita mungkin selalu memikirkan dampak kekurangan-kekurangan yang kita miliki dan menjadikan diri kita minder.


Pernah kepikiran ngga, mungkin ngga sih kesempurnaan itu realistis. Ada ngga sih suatu hal yang sempurna di dunia ini, bisa bertahan lama, bahagia, dan bermanfaat bagi semua orang. Terdengar agak maksa ya, haha. Bahkan kalau mungkin ada, seberat apa ya usahanya sampe bisa mempertahankan kesempurnaannya padahal dunia ini se-tidak adil itu? Apakah bahagia juga? Perumpamaan 'roda berputar' itu adalah sebuah keniscayaan kan? Tumbuhan yang awalnya berupa tunas di dalam tanah, seiring berjalannya waktu punya batang dan tumbuh menjulang ke atas. Makin berusia, daun yang awalnya sehat kemudian mengering dan kembali jatuh ke tanah. Tapi dari deskripsi siklus hidup tersebut, kita bisa tahu kalau itu adalah tumbuhan. Sebuah keunikan.


Kita ngga akan pernah mencapai titik ideal dalam kehidupan. Selalu, pasti ada aja sisi yang bisa kita kembangin, atau bahasa kasarnya kekurangan kita. Pasti kita sering denger kata-kata 'manusia itu emang tempatnya salah' karena memang benar adanya. Sifat dasar manusia adalah berbuat salah jadi ya mustahil kita melakukan semua hal dengan sempurna. Udah fitrahnya manusia begitu. Coba ada seseorang yang sempurna, mungkin akan ngerasa sombong. Adanya kekurangan ini bisa ngebantu kita untuk lebih merasa rendah hati. Perasaan sadar bahwa kita punya kekurangan bisa ngebuat diri kita lebih menerima kalau ngga semua hal bisa kita lakuin dengan sempurna, ngga terlalu menuntut diri sendiri. Selalu ada ruang untuk berkembang.


Beauty of imperfection. Kita akan sadar kalau ternyata hidup kita bener-bener indah. Kita bisa ngerasain keindahan itu kalau kita menikmati tiap momen-momen yang ada. Ngga melulu ngejar sesuatu yang bernama kesempurnaan. Tapi selalu evaluasi diri, di mana aja sih sisi-sisi yang bisa kita kembangin dalam diri sendiri. karena momen yang kita lewatin ngga akan pernah kembali seperti sedia kala. Mulai menerima akan kekurangan karena tiap-tiap manusia tentunya memiliki kekurangan. Untuk apa terburu-buru kalau waktu yang kita dan orang lain miliki sama sama terbatas? Siapa juga yang menuntut kita harus mencapai titik di mana orang lain berada? Bukannya tiap-tiap dari kita punya start yang berbeda, kemampuan yang berbeda, kekurangan yang berbeda, tapi kenapa menuntut untuk berada di jalan yang sama?


Kombinasi antara kelebihan dan kekurangan membuat kita otentik, ciri khas kita yang mana membuat kita ngga bisa ditiru sama orang lain. Semua hal yang ada di diri kita hanya dimiliki oleh kita sendiri. Ngga ada yang abadi. Kelebihan kita mungkin suatu saat kita bakal lupa. Kekurangan kita mungkin bisa malah berkembang dengan sendirinya menjadi kemampuan yang lain. Diri kita adalah diri kita sendiri. Kita bisa menjalani hidup kita sendiri tanpa bergantung pada keberhasilan orang lain. Hal yang kita bisa karena kita bisa. Hal yang tidak bisa kita kerjakan jangan sampai mempengaruhi kebahagiaan kita. Boleh menjadikan orang lain inspirasi, tapi kembali lagi perasaan cukup hanya bisa diolah di hati diri kita sendiri. Kita tidak bisa menjadi orang lain, dan orang lain tidak akan pernah bisa menjadi diri kita. Hiduplah sebagaimana kita merasa berkecukupan, meningkatkan sisi-sisi yang ingin kita kembangkan. Ciao!


Terlalu dituntut oleh ego
Memacu diri untuk menjadi yang terbaik
"Pokoknya harus jadi yang tercantik"
Tanpa tersisa tempat untuk luka

Meratapi ketidaksempurnaan dalam diri
Mengapa harus mempunya banyak kekurangan
Tampaknya kekurangan sudah memenuhi diri
Tanpa mampu dipisahkan

Rasanya terlalu banyak kekurangan
Silih berganti, mati satu tumbuh seribu
Semakin mencoba memperbaiki
Kesempurnaan semakin susah dicari

Terlena dengan sebuah kesempurnaan
Mengejar sesuatu yang tidak mungkin digapai
Berharap suatu saat akan tercapai
Menjadi manusia yang sempurna

Mengapa diri ini menuntut menjadi sempurna?
Memangnya siapa yang menuntut itu semua?
Terlalu banyak yang diingini
Belum cukup kah yang ada di dalam diri?

Bagian mana lagi yang mau diubah?
Alur mana lagi yang harus dipaksa?
Sandiwara apa lagi yang harus dibuat?
Memangnya kamu masih belum puas?

Ternyata terdapat keindahan dalam ketidaksempurnaan
Menjadikan diri ini sebagai jiwa yang berkembang
Tanpa membandingkan diri dengan manusia lain
Kekurangan menyempurnakan kita sebagai manusia

Diamond are formed under pressure
Bread dough rises when we let it rest
The same boiling water that softens potatoes
Will harden the eggs

Comments

Post a Comment

Most Popular Posts

Epilogue

Introduction

Listen and Understand, not Merely Respond