My Own Happiness
Designed by cheezetowncreator / Vecteezy
Sesuatu yang membuat kita bahagia? Aku kira ini bukan definisi secara universal, lebih ke personal. Ya dikarenakan tiap orang memiliki kebahagiaannya masing-masing. Meskipun begitu, terkadang kebahagiaan kita beririsan dengan kebahagiaan orang lain. Karena hal itu lah, bisa muncul yang namanya banyak klub yang berisi orang-orang dengan hobi yang sama. Berada di tempat yang sama dengan orang-orang yang memiliki kegemaran yang sama adalah lebih dari bahagia. Kita bisa saling berdiskusi mengenai hal-hal yang sama-sama kita senangi dan dalami. Pun bisa juga karena kedekatan emosional yang sudah terbangun sejak terbiasa berinteraksi bersama orang-orang tersebut, kita tak jarang mendapatkan sosok sahabat. Berawal dari hobi yang sama, menjadi sesuatu yang berharga, menarik bukan?
Tapi pernahkah kebahagiaan kita ternyata menyinggung kenyamanan orang lain. Atau kita sedang asik-asiknya melakukan hal yang kita senangi, namun mendapat kritikan dan sindiran dari orang lain. Terasa menyakitkan, bukan? Entah itu dari orang asing, teman, atau parahnya orang terdekat kita. Kita semua tahu, semua orang bebas mengemukakan pendapatnya akan suatu hal. Tapi ketika pendapat tersebut digunakan untuk menyerang kita yang sedang ingin bersenang-senang, nah gimana tuh. Kan biasa ya, ketika kita ingin menunjukkan sedikit dari hasil kerja keras kita, ada orang yang nyinyir. Itu hal yang biasa terjadi, tapi hal tersebut tidak baik untuk dibiasakan.
Hal pertama yang kita lakukan ketika melihat pencapaian orang apa sih biasanya? Memuji ngga sih? Atau secara gampangnya mengapresiasi kan. Itu hal yang normal dan baiknya dipertahankan, teman. Lihat deh sekarang, apa yang terjadi? Seseorang cenderung memandang pencapaian orang lain dari sisi yang buruk. Entah ini karena kultural atau ada pergeseran nilai-nilai, tapi bukan itu fokus yang ingin kita bahas. Coba kita tempatkan diri kita, pada kondisi seseorang yang sedang ingin bersenang-senang tanpa gangguan yang berarti dari siapapun. Kita hanya ingin mendapatkan secuil kebahagiaan yang bisa kita cicipi, mungkin sesaat. Untuk mengapresiasi diri sendiri yang telah berjuang keras untuk mengerjakan sesuatu,
Teman-teman yang aku sayangi, mungkin niat kita tulus bercanda. Tapi bisa saja penerimaan mereka berbeda. Coba gini deh, ketika sesuatu terasa ofensif bagimu, kamu boleh serang balik dong dengan alasan biar ngga terjadi ketimpangan gitu. Tapi, ketika ada orang yang ingin bahagia, emang itu ofensif ya buat kita? Jadi kita nyerang dia wajar-wajar aja gitu? Hmm nope. Bukan berarti menjadi seseorang yang berbeda itu sasaran empuk untuk dikata-katain yah. Mungkin menurut standar kebanyakan orang, menjadi beda itu tidak terlalu baik. "Udah kebanyakan orang kan gini, ikut aja gapapa", kata orang-orang sekarang. Secara tidak langsung dipaksa menyamakan standar dengan kebanyakan orang.
Ah ya, buat temen-temen yang ingin menunjukkan kebahagiaannya, bukannya ingin membatasi nih. Tapi coba pikirin deh, apakah dengan hal yang kita senangi ternyata berpotensi merugikan orang lain? Apakah banyak orang yang akan terintimidasi ketika kita melakukan hal yang kita sukai? Nah, pun ketika kita ingin mengekspresikan rasa bahagia kita, sebaiknya tidak menyinggung nilai-nilai yang sudah tertanam di lingkungan sekitar nih. Sebagai contoh: Kita senang membaca buku hingga lupa akan segalanya, lupa akan tanggung jawab di rumah. Pikiran kita hanya ingin memikirkan buku, buku, dan buku. Hingga kita jadi tempermental apabila ada orang lain yang menginterupsi ketika kita sedang asik asiknya membaca. See? Membaca buku itu baik, hanya saja jika membuat kita lalai akan hal lain yang ada di sekitar kita, hal itu menjadikan kegiatan kita menjadi terlihat negatif.
Bersenang-senanglah karena bersenang-senang itu hak setiap manusia di dunia. Tidak ada orang yang berhak menghakimi kita untuk mencari kesenangan yang berbeda, tentunya selama itu baik dan tidak melanggar norma yang ada ya. Mungkin kita suka untuk solo travelling, atau jalan-jalan ke mall sendirian, nonton di bioskop pada pagi-pagi buta, mengoleksi kartu atau action figure. Seaneh apapun, tetap tidak ada yang berhak untuk memandang rendah kita deh. Aku bahagia dengan apa yang aku lakukan, kamu bahagia dengan apa yang kamu kerjakan, kita bisa bahagia bersama dengan melakukan hal yang masing-masing kita senangi. Ketika ada yang memandang rendah kita, lebih baik tak usah acuhkan orang tersebut. Sepertinya dia memahami konsep kebahagiaan dengan menindas dan meremehkan orang lain, bukan konsep kebahagiaan masing-masing.
Atau kalo mau, suruh dia baca post ini! hehe...
Banyak yang terlalu sibuk mengurus hidup orang lain
Merasa dirinya berhak mendikte manusia lain
Memberi nasihat dengan dalih kebaikan
Bahkan tak segan ikut serta dalam kehidupan pribadi lain
Menganggap diri sebagai pahlawan
Karena berhasil memberi wejangan serta nasihat yang katanya membangun
Padahal sesungguhnya hanya merusak kebahagiaan insan lain
Terlalu sibuk mengurusi hidup manusia lain, sampai lupa untuk melihat diri sendiri
Kadang manusia lupa bahwa hidup tidak selalu berputar pada dirinya
Terlebih lagi, merasa diri sendiri paling benar
Seakan pandangan orang lain selalu salah
Dan hanya pandangan diri sendiri yang paling benar dan diagungkan
Ingatkah bahwa hidup selalu bersentuhan dengan manusia lain
Tak selalu pandanganmu yang dijadikan patokan dalam pencarian kebahagiaan
Tak semestinya memaksakan orang lain untuk mengikuti kebahagiaan kita
Dan tidak semestinya menentang kebahagiaan orang lain
Kita insan yang mempunyai standar kebahagiaan yang berbeda
Kita berhak untuk menentukan kebahagiaan diri
Jangan anggap kebahagiaan orang lain salah dan hanya kita yang benar
Hanya karena memiliki langkah yang berbeda
Carilah kebahagiaanmu sendiri
Lakukan apa yang membuat diri ini merasa bahagia
Tak payah melihat standar kebahagiaan orang lain
Kamu, aku, kita memiliki tolak ukur kebahagiaan yang beragam
Masihkan kamu membandingkan dan mendikte kebahagiaan orang lain?
Comments
Post a Comment