Letting Go

Picture by redbubble.com | Pinterest

Sering kita mendengar bahwa hidup merupakan pilihan, dan setiap pilihan menentukan setiap detail kehidupan kita di masa yang akan datang. Entah pilihan itu membawa kita ke dalam sebuah kemenangan, masalah, cobaan, kegagalan, ataupun hal-hal lainnya. Pilihan ini secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi bagian dari proses kehidupan. Pilihan ini juga membawa kita untuk dapat terus melangkah setiap harinya. Sadar atau tidak, bahwa setiap hal yang akan dilakukan, memaksa kita untuk memilih salah satu opsi dan mengorbankan opsi lainnya. Opportunity cost. Ada pilihan yang harus direlakan, ada pilihan yang harus diambil. Tinggal kita lihat mana yang membawa dampak positif paling banyak, maupun dampak negatif yang paling minim untuk kehidupan kita.


Saat semua langkah yang kita pilih membawa kita ke tujuan yang kita inginkan, pasti kita merasa bangga ada keputusan yang telah diambil. Merasa bahwa hidup terasa sangat bahagia karena semuanya berjalan lancar, terkendali, dan sesuai dengan keinginan kita. Rasanya hidup terasa sangat indah, bagaikan drama korea kesukaan yang berakhir dengan happy ending. Menjadikan manusia yang utuh karena berhasil mencapai suatu hal yang selama ini kita impikan. Indah bukan kalau hidup selalu sesuai dengan rencana? Apa yang kita inginkan, sama dengan apa yang kita dapatkan. Rasanya hidup berpihak kepada kita. Serasa dunia sangat baik kepada kita, membuat hari-hari kita makin berwarna.


Namun tentu saja, tak semua pilihan yang kita pilih akan membawa kita ke tujuan yang kita inginkan. Ada kalanya pilihan kita justru membawa diri ini kepada kegagalan, membuat kita jatuh, bahkan terpuruk. Merasa tidak berguna karena sepertinya kita tidak tahu apa yang terbaik untuk diri sendiri. Menjerumuskan diri ke dalam lubang kegagalan akibat kurangnya pertimbangan dalam memilih keputusan hidup. Menyesal dan berakhir kepada menyalahkan diri sendiri atas semua yang tengah terjadi. Telah bersusah payah mempertimbangkan sesuatu dengan baik-baik, teliti dan penuh pertimbangan. Tetapi yang terjadi sangat berlawanan dengan apa yang kita inginkan. Menyesal, "Kenapa aku milih ini sih, kenapa ngga pilihan yang lainnya aja!"


Padahal kita sudah merasa bahwa itu merupakan keputusan yang terbaik.Pilihan yang akan membawa kita kepada tujuan indah yang telah lama kita idam-idamkan. Manusia memang tempatnya salah, hobinya merasa benar, serta membanggakan diri sendiri. Tetapi saat sudah jatuh terpuruk,  hanya berani menyalahkan keadaan dan dunia yang tidak berpihak kepada dirinya. Bahkan mencari manusia lain sebagai pelampiasan atas kekecewaan kepada diri sendiri. Hanya mampu menyalahkan keadaan yang ada dan merasa bahwa semua yang sudah dilakukan berujung sia-sia. Saat yang lain sudah menemukan definisi kesuksesan, kita masih tersesat mencari makna kesuksesan. Selalu memilih pilihan dengan berlandaskan ego dan tujuan awal yang salah. Namun, salahkah manusia untuk mengalami kegagalan dan salah dalam memilih jalan yang diambil?


Sesungguhnya, tidak. Kegagalan, kesalahan, kebodohan, dan hal-hal yang sebisa mungkin dihindari oleh manusia dalam proses kehidupan ini tidak seburuk yang orang lain katakan. Jatuh, gagal, menyesal atas jalan hidup yang sudah diambil. Itu bukanlah sebuah hal yang memalukan dan harus dijadikan aib untuk diri sendiri. Bukannya setiap kejadian dalam hidup telah diizinkan oleh tuhan. Apapun yang terjadi merupakan bagian proses pembentukan agar menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. Setiap hal buruk yang menimpa kehidupan, pasti memiliki makna yang tersirat dibaliknya. Kita bisa menjadikan keadaan ini untuk kita belajar. Untuk membuat kita menjadi lebih dewasa. Kita akan merasakan betapa ajaibnya pepatah "Pengalaman adalah guru terbaik".


Mungkin rasanya sulit untuk melihat setitik harapan di saat kegagalan datang silih berganti, tanpa memberikan jeda untuk sekadar menarik nafas. Percayalah, saat kita mampu melihat setitik cahaya kecil dari segala keputusasaan ini, kita akan mampu untuk bangkit dan mencoba berdamai dengan kegagalan. Jadikan kesalahan masa lalu sebagai guru terbaik yang membantumu berjalan melewati proses kehidupan yang menanti. Sadar atau tidak, segala kesalahan yang telah kita perbuat di masa lalu membuat kita menjadi manusia yang lebih kuat dari sebelumnya. Saat kita sadar, ternyata kita mampu melewati cobaan yang sama bahkan dengan beban yang jauh lebih berat.


Hidup memang kadang tidak menyenangkan dan dipenuhi oleh segudang kesalahan. Namun, kesalahan itu bukan untuk ditangisi dan diratapi berhari-hari. Tapi untuk membuat kita menjadi manusia yang lebih tahan banting lagi. Jangan jadikan kesalahan sebagai hukuman kepada diri sendiri, namun jadikan hal tersebut sebagai bagian dari proses menuju pendewasaan. Berdamai dengan semua ini dan kembali kumpulkan semangat untuk dapat menyongsong hari dan harapan yang baru. Katakan kepada diri sendiri, bahwa tak apa gagal karena hal yang terpenting adalah sudah mencoba dan menjalaninya. Karena kegagalan membuat kita mampu mengevaluasi diri. Menjadi pribadi yang lebih menerima keadaan dan memanfaatkannya untuk berkembang lebih baik lagi.


Kalau tidak kuat untuk berlari, berjalanlah. Kalau tidak sanggup untuk berjalan, merangkaklah. Walau terseok-seok, setidaknya kita masih berproses dan tidak berhenti karena sesuatu yang bernama "kesalahan". Ganbatte!



Dalam kehidupan kita dihadapkan dengan pilihan
Untuk berbuat baik, atau buruk
Untuk berjuang, atau menyerah
Untuk berkawan, atau melawan

Ragam pilihan yang hadir
Bukan memaksa akan sesuatu
Yang mungkin tidak kita inginkan
Tapi memilih berdasar kata hati

Kalian tahu? Sebenarnya pilihan itu tak terbatas
Bukan hanya iya atau tidak, lebih dari sekadar itu
Karena semua hal itu dinamis
Dan kita condong kepada salah satunya

Lalu, bagaimana menentukan pilihan yang tepat
Aku tidak dianugerahi kemampuan untuk melihat masa depan
Kalau begitu lihatlah masa lalu
Bagaimana hal demi hal terjadi karena pilihan yang ada

Kita hanya harus belajar
Dari apa yang telah terjadi
Karena pengetahuan kita terbatas
Apa yang akan terjadi, bukanlah ranah kita

Manusia tiada hak untuk memutuskan hasil
Kita hanya bisa berjuang dengan kerasnya
Memaksimalkan apa yang kita punya
Untuk mengambil yang terbaik untuk kita

Namun ketika kegagalan yang kita genggam
Penyesalan pasti kan hadir membelai
Tak apa, temani saja dia
Bersedihlah, tapi jangan terlalu lama bersamanya

Sekarang berhenti menyalahkan keadaan
Percaya bahwa Dia selalu memberikan yang terbaik
Sedikit demi sedikit, cobalah untuk menerima
Bukan untuk dipaksa, tapi berjalan perlahan

"Kita bebas untuk memilih
Tapi tidak bebas akan dampak pilihan kita"
Kurang lebih begitu
Bukankah kita harus bertanggung jawab?

Kini tugasmu memahami keadaan sekarang ini
Berbekal pengalaman masa lalu
Tentukan jalan yang menurutmu terbaik
Kejar bintang itu, berjuanglah

Genggam semua hal yang membuatmu makin kuat
Mungkin kamu tidak bersinar di sini
Tapi bercahaya di kemudian hari
Berlarilah, melompatlah, gaungkan semangatmu

Hingga dunia merasakan kehangatan dan ketulusanmu
Untuk menjadi manusia yang kuat dan menguatkan
Mulai dari sekarang
Hingga entah kapan

Comments

Most Popular Posts

Epilogue

Introduction

Listen and Understand, not Merely Respond