Should I Always Up to Date
Hari demi hari, pekan demi pekan, bulan demi bulan berlalu. Ngga kerasa ya, kita udah menjalani banyak hal, banyak peristiwa yang terjadi entah di rumah, pengalaman temen, berita nasional sampe internasional. Kalo dibikin almanak keknya bakal laku keras. Mulai dari hal-hal yang bermanfaat, hiburan, menakutkan, motivasional, dan masih banyak lagi. Ya, siapa lagi kalau bukan karena media sosial yang kita punya. Fitur timeline yang sangat membantu kita untuk up to date dengan info-info serta trending terbaru setiap saatnya. Informasi di internet dah jelas ngalir kenceng banget yak, ditambah akun-akun yang suka repost info-info terbaru. Makin cepet aja kesebarnya suatu hal. Tersebarnya informasi bisa berarti positif, tapi bisa juga negatif sih.
Adanya sosial media membuat kita mudah terhubung satu sama lain, even dengan orang yang ngga kita kenal secara langsung, sebut saja e-friends hehe. Kadang bisa asik, tapi bisa juga toxic, kadang seru tapi males kalo lama-lama gitu-gitu melulu. Manusia cenderung mau membangun suatu hubungan jika sekiranya hubungan itu berdampak positif bagi dia, atau juga bisa karena merasa iba, dan perasaan lain yang mendasarinya. Kita bisa mengendalikannya, dalam artian kita bisa memilih siapa yang kita jadikan mutual, dan siapa yang tidak. Pada dasarnya itu murni hak kita, kita bisa memilah koneksi kita di media sosial.
Tapi masalah belum selesai cuma di pertemanan doang gan. Masih ada fitur yang tadi terlihat sangat membantu kita dalam update info. Yep, timeline membantu kita mendapatkan info-info terbaru, tapi sebenernya apa sih 'info-info' terbaru itu? Apa itu yang kita mau? Emang kita butuh? Di sinilah kita ngga bisa terlalu memilah 'info-info' yang datang secara tiba-tiba dan ngga bisa kita prediksi sebelumnya. Peristiwa yang ada di dunia itu banyak, dan ngga bisa kita kendaliin. Pun begitu juga dengan penyebarannya, kita ngga akan tau apa yang akan terpampang di timeline kita. Apakah itu unggahan tentang microblog, endorse, meme, menfess, curhatan mutual, dan sebagainya.
Oke kalo yang nyelonong lewat timeline kita itu sesuatu yang menurut kita informatif, menghibur, atau b aja. Ternyata oh ternyata hal-hal yang mampir ke timeline kita, adalah berita yang membuat hati hancur, kepala meluap-luap karena emosi, atau berupa fitnah terhadap seseorang yang kita senangi, atau hal yang membuat kita sedih, teringat trauma dan lain sebagainya. Ditambah jika unggahan tersebut mendapatkan engagement yang tinggi. Berulang kali direpost oleh orang lain. Bahkan mungkin teman kita me-reshare hal tersebut. Ya, teman kita ngga salah, pada dasarnya mereka punya hak untuk membagikan unggahan yang mereka sukai, selama bisa bertanggung jawab dengan aktivitas tersebut. Tapi kita sendiri gimana?
Dunia ini sangat amat dinamis ya, kawan. Kadang kita males banget liat instagram, tapi tau-tau ada unggahan yang kita tuh seneng banget. Terus lupa kalo tadi males liat instagram, sekarang jadi semangat lagi. Looping terus sampe mampus gitu terus. Akhirnya otak kita mulai terbiasa untuk harus mengonsumsi unggahan-unggahan yang ada di tiap-tiap media sosial yang kita punya. Ngerasa aneh aja kalo ngga buka sosmed, takut ketinggalan info-info terbaru. Rasanya ada yang kurang gitu kalo ngga scroll timeline dan cari info terbaru. Sebenernya akal kita tau, kita ngga terlalu butuh sama update begituan. Tapi karena otak udah terbiasa, ya udah jadi kebutuhan secara ngga langsung.
Sekarang pahami deh, info-info yang ada itu akan selalu terbaharui setiap saat. Ngga ada yang ngewajibin kita buat ngikutin trending di internet setiap saat. Kita terlalu terpaku untuk mengikuti hal-hal yang berkembang sampai-sampai kita lupa sama fokus kita, lupa sama tujuan kita. Seolah-olah kita harus mengikuti trend yang ada, padahal itu cuma angan-angan kita aja. Sekarang coba deh, kita fokusin diri kita sama apa yang jadi tanggung jawab kita. Ngga apa-apa ketinggalan info, ketika kita punya tuntutan di tempat lain. Akan lebih baik kalo kita bisa mengikuti kata hati kita, ngga terkekang sama sesuatu yang bukan semestinya mengekang. Emang salah kalo kita gatau tentang trend-trend kekinian?
Oke, udah tau kan kayak gimana baiknya. Pake hp kamu ketika memang dibutuhkan. Jangan terlalu memaksakan kamu harus buka ini itu padahal cuma dirimu yang mewajibkan hal tersebut. Jadikan media sosial sebagai hiburan, bukan suatu hal yang wajib kita ketahui dan ikuti perkembangannya. Disibukkan oleh hal lain yang lebih atau sama-sama bermanfaat. Tapi kembali lagi, semua pilihan ada di tangan kita. Apakah kita ingin melepaskan diri dari kekangan-kekangan yang tidak semestinya mengurung. Ataukah kita berani mencoba sesuatu yang baru, yang mungkin berbeda dari sebelumnya, tapi lebih mengarahkan kita kepada kebebasan. Kebebasan yang menuntun kita menjadi manusia yang lebih bertanggung jawab akan pilihan kita.
Banyak hal dalam hidup
Terjadi di sekitar kita
Berada di dekat kita
Seolah-olah selalu bersama kita
Hari demi hari
Pekan demi pekan
Bulan demi bulan
Dan akhirnya menjadi kumpulan tahun
Sadar atau tidak
Tiap waktu selalu ada yang silih berganti
Semuanya serba cepat dan dinamis
Menuntut kita untuk up to date
Waktu demi waktu
Dihabiskan untuk mencari informasi terbaru
Dikelilingi rasa takut
Cemas ketinggalan informasi terkini
Menghabiskan tiap detik
Berselancar di dunia maya
Mencari cara agar tidak ketinggalan berita
Berpindah dari satu laut ke laut lainnya
Sampai lupa bahwa kita sudah tenggelam di dalamnya
Terlalu asyik menyelami dunia maya
Tanpa mengetahui sudah berapa banyak waku yang terbuang
Dan tanpa mau untuk kembali ke dunia yang sebenarnya
Apakah hal ini wajar?
Mengapa kita seperti dituntut
Untuk selalu mengikuti berita terkini?
Mengapa kita seperti dikejar oleh sesuatu yang tak terlihat?
Wajarkah? Haruskah?
Beristirahatlah, itu bukan merupakan keharusan
Tertinggal sedikit, itu tak apa
Tidak mengetahui hal terbaru itu bukan kesalahan
Kejarlah hal yang mesti kamu kejar
Tentukan prioritas
Gunakan waktu sebaik-baiknya
Agar tak ada kata penyesalan di kemudian hari
Comments
Post a Comment